Thursday, August 13, 2009

Khasiat Teh Hijau Jepang

Minum teh hijau bagi orang Asia sudah bukan hal asing lagi, khususnya di Jepang, Korea, dan Cina. Bagi kaum lanjut usia di Jepang, minum teh hijau bahkan mereka lakoni setiap hari. Sebuah penelitian epidemiologi di Jepang menyatakan bahwa orang yang minum teh hijau secara rutin, terhindar dari resiko terserang penyakit, terutama kanker. Teh hijau mengandung zat kolektif disebut polyphenois yang memiliki efek anti oksidan penghancur sel-sel kanker.

Pada tahun 1989, Japanese Journal of Nutrition melaporkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah-daerah Jepang yang memproduksi dan mengkonsumsi berbagai bentuk teh hijau seperti permen karet, es krim, dan kue-kue memiliki daya tahan tinggi terhadap kanker perut dibanding penduduk daerah lainnya. Sementara Journal Cancer Research pada tahun 1994 menyatakan teh hijau memiliki zat yang berfungsi melindungi tubuh dari sel-sel penyebab kanker. Sang peneliti juga menyebutkan bahwa para perokok di Jepang yang sehari-harinya mengkonsumsi teh hijau, resiko terkena kanker paru-parunya jauh lebih kecil dibanding para perokok warga Amerika Serikat yang tidak mengkonsumsi teh hijau sebanyak warga Jepang.

Journal of the National Cancer Institute menurunkan laporan studi yang dilakukan oleh Shanghai Cancer Institute pada tahun 1994, laporan tersebut mengungkapkan bahwa peminum teh hijau memiliki pengurangan resiko terhadap kanker esophagus atau kerongkongan hingga 50 persen. Lalu Journal Cancer Causes Control pada tahun 1995 merilis laporan, minum teh hijau secara teratur dapat mencegah resiko kanker perut terhadap siapapun tidak memandang latar belakang kesehatan maupun umur.

Sementara penelitian yang dilakukan kepada penduduk Shanghai pada tahun 1997, mengemukakan teh hijau dapat mengurangi resiko terhadap penyakit kanker pankreas, dan rektum. Pernyataan ini dilaporkan melalui International Journal of Cancer Pada tahun 2004, Jurnal tersebut juga memaparkan hasil sebuah studi terhadap penduduk di Cina bagian Tenggara, studi tersebut menyebutkan adanya pengurangan resiko kanker prostat bagi mereka yang mengkonsumsi teh hijau secara rutin.

Di Iowa, Amerika Serikat, The Iowa Women’s Health Study meneliti sekitar 34,651 wanita menopouse selama 12 tahun dan menyimpulkan bahwa teh hijau dapat mengurangi resiko kanker rektal. Sementara di Los Angeles, hasil penelitian menyebutkan, wanita Asia peminum teh hijau memiliki resiko yang rendah terhadap kanker payudara. Tak ketinggalan, studi meta-analisis yang dilaporkan Journal Integrative Cancer Therapies di bulan Juni tahun 2005 menyatakan bahwa terdapat bukti epidemiologi terhadap hubungan teh hijau dengan kanker payudara—yaitu mengkonsumsi lima cangkir teh hijau atau lebih dalam sehari dapat mencegah kanker payudara. Bukti lainnya juga mengindikasikan bahwa mengkonsumsi teh hijau bisa mencegah timbulnya stadium 1 dan stadium 2 terhadap penderita kanker payudara.
Cara MengkonsumsiRiset menyarankan bahwa cara mengkonsumsi teh hijau yang baik dan sehat adalah dengan menyeduh daun teh hijau yang masih segar, dan diamkan selama 5 menit sebelum diminum.

Seberapa Banyak?Badan-badan penelitian dan klinik-klinik kesehatan menyarankan untuk mengkonsumsi sekitar 3 sampai 5 cangkir teh hijau dalam sehari untuk memperoleh efek maksimum. Selain diminum, disarankan juga menambahkan daun teh hijau di dalam sayuran untuk dimakan.
Untuk Siapa ?Teh hijau mengandung kafein. Walaupun kandungannya lebih sedikit dibanding kopi atau teh hitam, sekitar seperempatnya. Namun patut diingat bahwa konsumsi kafein berlebihan melalui teh hijau juga tidak baik. Oleh sebab itu, bagi penderita penyakit ginjal, hati, ulu hati, atau sering gelisah, sebaiknya hindari minum teh hijau. Begitu juga dengan wanita hamil dan menyusui, lebih baik tidak minum teh hijau. Kafein terbukti memiliki kontraindikasi dengan berbagai macam obat-obat preskripsi termasuk obat untuk darah tinggi, jantung, depresi, sedative, dan oral kontraseptif. Dalam dosis yang besar, teh hijau terbukti memiliki zat yang dapat memicu penggumpalan darah seperti terdapat dalam obat aspirin dan warfarin. Bagi Anda yang tengah mengkonsumsi obat atau terapi pengobatan diatas, sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi teh hijau.

Sumber: The American Institute for Cancer Research (AICR)

deepato-di Jepang

Bersatunya Departement store dijepang yang disebut hyakaten atau disingkat menjadi depaato) yang cukup besar di Jepang yaitu Daimaru, peringkat ke-4 dalam omset penjualan dan Matsuzakaya peringkat ke-8 dalam omset penjualan. Daimaru berpusat di Osaka (meski lahir di Kyoto) sedang Matsuzakaya berpusat di Nagoya. Keduanya mempunyai cabang beberapa di luar wilayah berkembangnya. Misalnya Daimaru mempunyai 16 buah cabang dan bisa ditemui sampai Kota Sapporo di utara Jepang. Tapi di Kansai sendiri keberadaan Daimaru mendapat tantangan berat dari Hankyuu. Sedang Matsuzakaya mempunyai 9 cabang dan tetap mendominasi di daerah asalnya, Nagoya. Merjer ini menyusul merjer Seibu dan Sogo yang telah terlebih dahulu menyatu membentuk Millenium Retailing(peringkat ke-2 dalam omset penjualan).
Jika berbicara depaato di Jepang, terus terang yang agak membuat spesifik dari depaato2 di luar lainnya adalah depachika-nya (tempat penjualan di lantai lantai bawah/basement). Pengalaman mengamati depaato2 Eropa pun depachika mereka tak spesifik betul dijejali oleh makanan dan masakan yang begitu sedap dipandang dan begitu menggoda, seperti di Jepang. Di depachika pula beragam jenis makanan tradisional Jepang secara umum bisa diketahui, apalagi meibutsu atau makanan2 khas daerah setempat selalu mendapat tempat. Lokasi depaato yang strategis (pusat kota dan dekat dengan persinggahan transportasi) sering membuat depachika sebagai tempat tujuan membeli oleh2 (omiyage). Meski begitu, menurut Asosiasi Depaato Jepang Nihon Hyakaten Kyoukai) barang yang paling banyak dibeli adalah pakaian, kedua adalah kosmetik dan barang2 kecantikan lainnya, dan ketiga baru alat2 rumah tangga.
Depaato di Jepang cikal bakalnya sudah cukup lama, misalnya saja Matsuzakaya dirintis sejak tahun 1611 (zaman Edo) atau Mitsukoshi yang dirintis tak lama setelah itu di tahun 1673, dan Daimaru sejak tahun 1717. Takashimaya yang menguasai tempat pertama bisnis depaato di Jepang dirintis sejak tahun 1831. Saat ini memiliki 20 cabang di seluruh negeri. Jadi berdasar catatan sejarah, depaato2 di Jepang pun telah berkembang lama, tak kalah dengan depaato2 lain di luar Jepang. Bahkan, saat ini depaato2 Jepang juga membuka cabang di beberapa negara lain, mulai di Asia sampai Eropa bahkan Amerika. Tapi herannya, depaato2 ini kok imejnya masih terlalu mahal ya, he… hingga untuk masuk pun kadang mikir beberapa kali.
Tapi ada yang menarik lagi, terutama dari catatan sejarahnya, depaato2 di Jepang dibentuk oleh 2 tipe perkembangan yang berbeda. Informasi ini diperoleh ketika pulang makan siang, dan di TV ada pembahasan mengenai tipe perkembangan depaato2 di Jepang ini. Depaato2 lama, macam Takashimaya, Mitsukoshi, Daimaru, dan Matsuzakaya itu terbentuk oleh sistem noren (noren-kei depaato). Noren sendiri adalah tirai pintu (semacam korden). Jadi pada awalnya depaato itu adalah sekumpulan warung2 yang berderet-deret dan dipisahkan/dibedakan dengan tirai2nya. Meskipun dalam satu manajemen, tapi pembedaan tempat penjualan sudah dispesifikasi sedemikian rupa. Menarik juga melihat perkembangan morfologi depaato ini sejak dari sistem noren yang membujur bak pasar tradisional sampai ke tipologi bangunan tunggal bertingkat banyak seperti yang umum terjadi saat ini (misal lantai 1 kosmetik, 2, 3 pakaian wanita, 4 perlengkapan anak, 5 pakaian pria, dst.). Tipe perkembangan yang kedua adalah depaato2 yang berkembang sejalan dengan perkembangan alat transportasi, terutama kereta api (baca Hankyu, Seibu, dan TOD). Ini disebut densha-kei depaato. Hankyuu, Seibu, Tokyuu, Kintetsu, dan lainnya adalah depaato2 yang berkembang dalam tipe ini. Pada umumnya perkembangannya baru dimulai awal tahun 1900-an, atau di saat menjelang berakhirnya Periode Meiji di Jepang.

Sunday, August 9, 2009

Mengenal lebih Dalam Konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)

Konsep 5S yang diterapkan di setiap aspek kehidupan Jepang termasuk di perusahaan jepang tempat saya bekerja, ternyata bukan sekedar slogan biasa, tapi ternyata memiliki arti atau makna yang sangat dalam.

Berikut ini adalah terjemahan bebas dari sebuah artikel manajemen yang dapat anda baca di : http://www.siliconfareast.com/5S.htm
Proses 5S atau sederhananya 5S adalah program terstruktur yang bertujuan untuk mencapai pengaturan secara menyeluruh, dimana kebersihan dapat terjaga dan adanya sebuah standarisasi di tempat kerja. Dengan asumsi bahwa tempat kerja yang baik akan menghasilkan pola operasional yang aman, efisien dan lebih produktif. Dan pada gilirannya hal ini akan menaikkan moral pegawai berupa naiknya kebanggaan terhadap pekerjaan dan tanggung jawab yang dipikulnya.
5S dikembangkan di Jepang, dan merupakan arti dari 5 kata-kata jepang yang berawalan huruf S: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.
Ada pula kata dalam bahasa Inggris yang diadopsi untuk tetap menjaga agar konsep ini dinamakan 5S, sehingga kelima kata itu diartikan menjadi: Sort, Set (in place), Shine, Standardize, and Sustain
Ahli bahasa protes, karena makna nya kurang mengena. Ya, terserahlah…
Berikut ini adalah Penjelasan Singkat tentang 5S.
Seiri / Tidiness / KerapihanSingkirkan seluruh sampah, dan material yang tidak berhubungan dengan pekerjaan dari tempat kerja.
Singkirkan seluruh hal yang tidak dibutuhkan, tidak perlu dan tidak berhubungan dengan pekerjaan dari tempat kerja. Mereka harus tidak merasa bersalah / merasa sayang untuk menyingkirkan itu. Intinya setiap hal yang ada di tempat kerja adalah berhubungan dengan pekerjaan dan harus dalam jumlah yang seminimum mungkin.
Oleh karena itu sebagai konsekuensinya, tugas harus dipermudah, tempat harus lebih efektif, dan pembelian barang pun lebih selektif.
Seiton / Orderliness / KeteraturanAtur segalanya agar tepat pada tempatnya dengan tujuan agar mudah diambil dan menghemat tempat.
Jadi ini berkaitan dengan efisiensi. Termasuk dalam hal ini adalah apapun ditempatkan pada tempatnya, mudah dijangkau saat diperlukan, dan segera dikembalikan pada tempatnya saat telah digunakan. Pada saat semua orang yang membutuhkan dapat mengakses hal tadi dengan sesegera mungkin, maka para pegawai dapat lebih produktif.
Posisi yang tepat, peletakan, penyangga setiap item, alat maupun material harus dipilih dengan seksama dalam kaitannya dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan siapa yang akan menggunakannya.Setiap item harus ditempatkan pada tempatnya agar aman, dan setiap lokasi diberi label agar mudah diidentifikasi tujuan penggunaannya.
Seiso / Cleanliness / KebersihanBersihkan tempat kerja, setiap orang harus mau jadi juru bersih.
Dengan moto: Setiap orang adalah juru bersih. Tempat kerja harus bersih dan bersinar. Proses ini harus dilakukan oleh seluruh pihak mulai dari operator hingga manajer. Idealnya setiap area kerja memiliki penanggung jawab terhadap kebersihan, dengan tetap menjadikan setiap pegawai sebagai peserta aktif terhadap kebersihan. Seluruh pegawai harus memandang tempat kerjanya dengan kaca mata seorang pengunjung, sehingga dapat dipastikan setiap yang melihat tempat kerja tadi akan mendapatkan impresi yang baik tentang tempat kerja tersebut.
Seiketsu / Standardization / StandarisasiBuat standar bagaimana cara menjaga kebersihan tersebut.
Artinya adalah pembersihan yang terstandar. Berupa penjelasan mengenai batas ukuran kebersihan dan bagaimana cara mempertahankannya. Sehingga dapat menjadi patokan bagi pegawai dan kadar kebersihan yang diinginkan. Setiap pegawai harus ‘berlatih’ hal ini dengan menjaga kebersihan dirinya. Ceuk aa Gym mah mulai dari diri sendiri.Pemanfaatan ukuran visual adalah hal yang paling penting dalam konsep ini. Kode warna dan tolok ukurnya digunakan untuk memudahkan identifikasi adanya anomoali dalam lingkungan kerja. Pegawai pun dilatih untuk mendeteksi setiap ketidak normalan dengan menggunakan panca indranya serta dilatih pula untuk mampu memperbaikinya sesegera mungkin.
Shitsuke / Discipline / DisiplinLakukan 5S setiap hari, jadikan jalan hidup. Maksudnya: ya berkomitmen lah. Selalu lakukan hal yang baik, dan tinggalkan kebiasaan buruk. Saat tahapan ini dicapai, maka setiap pegawai akan dengan sukarela mengevaluasi kebersihan dan kerapian setiap saat tanpa perlu diingatkan oleh pihak manajemen.

Menengok Jepang dalam Mengakhiri Penyiaran TV Analog-nya

Standard televisi (TV) Jepang, ISDBT (Integrated Service Digital Broadcasting System), memang merupakan satu-satunya standard di dunia yang cukup unik. Agak berbeda dengan standard Eropa, DVB-T, apalagi standard Amerika dengan single carriernya [1], ISDBT memiliki satu segmen (yang kemudian dikenal dengan one-seg) untuk penyiaran (broadcast) TV digital yang akan diterima secara bergerak (mobile).

Ketika penerimaan mobile (mobile reception) yang ada pada standard lainnya masih diragukan, ternyata one seg milik Jepang ini cukup mumpuni. One-seg telah terbukti “bisa diterima dengan baik” dan sekarang penerimanya (receiver), misalnya seperti pada mobile phone (HP), kamus saku elektronik dan alat navigasi, sudah diproduksi secara massal. Bagi yang bermukim di Jepang sudah bisa menikmatinya dalam HP keluaran 2006 akhir atau awal-awal 2007 ini.
Bagi Indonesia yang sedang dalam persiapan menuju era TV Digital, mungkin perlu menengok bagaimana Jepang mengkampanyekan TV digitalnya ke masyarakat dan bagaimana pula TV analognya akan diakhiri pada 2011 nanti. Setidaknya 5 tahun sebelum berakhir, minimal pemerintah sudah harus menyosialisasikan hal tersebut ke masyarakat.
TV Analog Jepang yang kira-kira sejak 50 tahun lalu disiarkan, kini secara resmi akan diakhiri pada 2011, tepatnya adalah pada 24 Juli 2011 nanti [2]. Kemudian diperkenalkanlah penyiaran TV Digital secara terestrial atau Chijou Dejitaru Terebi Housou. Karena orang Jepang suka menyingkat kata yang panjang, akhirnya TV Digital ini pun disingkat dan cukup menjadi “Chi-Deji” saja. Pada 2011 ini diperkirakan siaran TV digital sudah bisa diterima di seluruh bagian wilayah Jepang (tidak hanya terbatas pada kota-kota besar misalnya Tokyo, Osaka, Nagoya saja).
Gambar 1. Pada 24 Juli 2011 nanti penyiaran TV analog berakhir diganti dengan penyiaran TV Digital di seluruh wilayah Jepang (tidak hanya terbatas kota besar) (sumber: dpa.or.jp)
Jenis Penyiaran TV di Jepang
TV analog Jepang (terestrial) dimulai pada tahun 1953-an dengan TV hitam putih. Untuk Indonesia, pertelevisian baru dimulai sekitar tahun 1961 [3]. Kemudian mulai pada 1960-an, diperkenalkan TV warna. Bisa kita lihat di sini, 1 tahun setelah TV warna Jepang muncul, Indonesia baru memulai penyiaran TV yang tentunya masih dengan TV hitam putih.
Mulai tahun 2000-an muncul TV dengan kualitas gambar yang baik yaitu high vision digital television (HDTV), tapi masih dengan jenis penyiaran analog. Pada tahun 2000 ini pula muncul 3 jenis penyiaran baru selain penyiaran terestrial (chijou) di atas, yaitu penyiaran dengan menggunakan satelit atau broadcasting via satellite (BS). Ketiga jenis penyiaran via satelit itu adalah (1) BS Analog Broadcasting , (2) BS Analog High Vision Broadcasting dan (3) BS Digital Broadcasting.
Kemudian baru pada tahun 2003 Jepang mempromosikan penyiaran TV digitalnya secara terestrial, menyusul penyiaran TV digital via satelit yang sudah dilaunching sejak tahun 2000. Munculnya penyiaran secara terestrial ini tentunya mendapat sambutan sangat baik karena kualitas penyiaran digitalnya bisa diperoleh dengan bebas tanpa harus membayar (gratis) tidak seperti halnya jika berlangganan TV satelit.
Untuk siaran via satelit sendiri, BS Analog High Vision akan diakhiri tahun 2007 ini. Sedangkan BS analog biasa akan diakhiri bersamaan dengan diakhirinya penyiaran analog terestrial pada 24 Juli 2011 nanti. Khusus untuk BS digital, siaran ini tidak akan dihentikan pada 2011, melainkan akan dipakai terus bersamaan dengan penyiaran TV digital terestrial chi-deji. Gambar 2 menjelaskan secara lengkap sejarah TV Jepang sampai kira-kira tahun 2011.
Gambar 2. Periodisasi Penyiaran TV di Jepang (sumber: dpa.or.jp)
Kampanye Pemerintah tentang TV Digital
Penulis mengamati setidaknya ada langkah-langkah dini pemerintah Jepang dalam memperkenalkan penyiaran barunya sehingga masyarakat tidak kaget. Mengapa kaget? Karena dengan dipakainya penyiaran TV digital, masyarakat paling tidak harus membeli tuner TV digital agar TV lamanya masih bisa digunakan.
Di antara langkah-langkah dini itu yang teramati langsung oleh penulis adalah:
1. Pemberian seal (stiker) bahwa siaran TV analog akan berakhir 2011
Seal ini ditempelkan pada seluruh TV analog yang masih dijual. Masyarakat ketika akan membelinya diharapkan sudah mengerti bahwa TV analog yang akan dibeli tersebut hanya bisa dipakai sampai tahun 2011. Bentuk sealnya ditunjukkan oleh Gambar 3(a) dan juga pada Gambar 1 (lihat pada bagian kanan bawah TV). Seal ini ditempelkan pada salah satu pojok dari 4 pojok TV analog.
Gambar 3(a). Seal resmi berakhirnya TV analog pada 2011. (sumber: dpa.or.jp)
Sebagai gantinya, seal untuk logo TV digital ditunjukkan oleh Gambar 3(b). Seal ini dipasang pada semua TV digital yang dijual saat ini. Dengan seal tersebut, masyarakat akan bisa mempertimbangkan ketika membeli. Ini juga menjadi semacam perhatian ”warning” agar masyarakat tidak tertipu dan kecewa.
Gambar 3(b). Seal resmi (bertuliskan kanji “chijou=terestrial” dan digital) pada peralatan yang bisa menerima penyiaran TV digital. (sumber: dpa.or.jp)
2. Pengumuman lewat TV
Beberapa kali televisi seperti NHK menyiarkan bahwa penyiaran analog terestrial akan diakhiri pada 2011. Diperkenalkan kualitas penyiaran TV digital dan perbedaanya dengan penyiaran TV analog.
3. Pengumuman lewat selebaran/pamflet
Selebaran yang menjelaskan kenapa dipakai penyiaran TV Digital mudah kita dapatkan di tempat pelayanan masyarakat misalnya Shiyakusho (city hall), Stasiun kereta, rumah sakit, klinik, supermarket dan lain-lain.
4. Pengumuman lewat Internet
Untuk pengumuman lewat internet, jumlahnya sangat banyak. Salah satunya Anda bisa mengecek di [2] atau [4].
5. Demonstrasi di stasiun kereta
Stasiun kereta adalah tempat yang cukup bagus untuk kampanye, mengingat kereta menjadi alat transportasi utama di Jepang. Volume penumpang yang sangat tinggi, menjadikan stasiun adalah tempat terbaik untuk kampanye. Hampir semua kampanye termasuk kampanye politik. Pada semua stasiun kereta, terutama stasiun besar yang menjadi pertemuan beberapa jalur kereta listrik, terdapat dapat kita temukan TV digital. Biasanya TV digital tersebut diposisikan bersamaan dengan “iklan” program TV kabel lainnya.
Keunggulan TV Digital yang Diperkenalkan ke Masyarakat
Selain keunggulan TV Digital yang bisa menghasilkan gambar yang bersih dan menghilangkan gambar yang kabur (ghost image) [1], beberapa keunggulan yang diperkenalkan pemerintah ke masyarakatnya adalah (misalnya) :
1. Satu channel dapat displit untuk 2-3 program sekaligus.
Dengan TV digital, 2-3 program sekaligus (dengan kualitas sama dengan TV analog) bisa dinikmati dalam waktu bersamaan. Misalnya ketika sedang menikmati sepak bola, kita juga bisa menonton drama.
Gambar 4. Multiple Program pada penyiaran TV Digital (sumber: soumu.go.jp)
2. Layanan untuk orang lanjut usia dan cacat
Selain bisa melihat subtitle, TV digital bisa membantu orang yang buta untuk memahami adegan drama misalnya. Dengan TV digital, suara juga bisa diperlambat ataupun dipercepat.
Gambar 5. Subtitle terutama bagi yang memiliki gangguan pendengaran (sumber: dpa.or.jp)
3. Pengecekan Cuaca bisa dilakukan setiap saat
Ramalam cuaca menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat Jepang. Dengan ramalan inilah orang Jepang memutuskan untuk membawa payung atau tidak ketika pergi ke kantor atau tempat lainnya. Dengan TV digital, pengecekan cuaca bisa dilakukan setiap saat hanya dengan menekan tombol ramalan cuaca pada remote controlnya.
Gambar 6. Ramalan cuaca bisa dicek setiap saat (sumber: dpa.or.jp)
4. dan masih banyak keuntungan lainnya
Indonesia yang saat ini sedang memikirkan TV Digital semoga bisa belajar dari negara manapun termasuk Jepang. Semua aspek harus dipikirkan secara matang terutama aspek yang berpotensi merugikan rakyat terutama masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Plan harus dibuat sebaik mungkin dan jauh-jauh hari, sehingga masyarakat tidak shock.
Reformasi Program Televisi
Bagi yang bermukim di Jepang, bisa melihat bahwa lumayan banyak program-program bagus yang bisa dinikmati, terutama program untuk anak-anak dari 0 tahun sampai dengan anak SMA. Dari program bermain sampai dengan program sains dan teknologi sederhana untuk anak. Acara artis pun biasanya diisi dengan kuis-kuis mendidik seperti kuis binatang, laut, gunung, survive ataupun tips-tips penting dalam menghemat listrik, air sampai menghemat biaya hidup. Tentunya masih ingat progam terkenal “hidup sebulan hanya dengan 10.000 yen (sekitar Rp. 750.000)”.
Dengan perubahan ke TV digital ini pula, diharapkan program-program pertelevisian Nasional Indonesia bisa “diubah”, direformasi, dari dari program-program yang tidak mendidik, syirik, ghibah (gosip), merusak moral dll, menuju program-program yang jauh bermanfaat dan lebih baik. Sehingga tidak perlu ada lagi, orang tua yang harus “membuang” TV-nya karena program-programnya merusak moral anak-anak.
Karena bagaimanapun juga, TV adalah media yang efisien dan cepat untuk menerima informasi. Kita dengan mudah/sederhana bisa menyerap informasi dari TV atau radio sambil mengerjakan pekerjaan lainnya atau sambil istirahat. Tapi tidak bisa dengan (misalnya) surat kabar, majalah atau internet yang mau tidak mau harus dengan membacanya.Dengan TV masyarakat bisa menjadi sholeh dan dengan TV pula masyarakat bisa menjadi jahat.

sumber: www.kamusilmiah.com