To know life in every breath. Every cup of tea. Every life we take. That is the way of the warrior. That is Bushido."
Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan Moritsugu Katsumoto, sang samurai terakhir kepada Capt. Nathan Algren pada sebuah adegan dalam film epik "The Last Samurai". Jika anda belum pernah menonton film tersebut, atau tidak mengerti tentang bushido (The way of warriors), mungkin akan sedikit sulit bagi anda untuk mengerti kaitan kalimat Katsumoto yang saya kutip tadi dengan ihsan.
"...From the moment they wake, they devote themselves to the perfection of whatever they pursue. I have never seen such discipline."
Cukuplah kita mengingat firman Allah SWT dalam QS Al Hujurat ayat 14,"Orang-orang Arab Badui itu berkata: 'Kami telah beriman.' Katakanlah: Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk (ber-Islam)', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Sedangkan dalam surat yang sama di ayat 13 Allah menerangkan tentang posisi terbaik manusia di sisi Allah adalah orang yang bertaqwa. Seperti apakah orang yang bertaqwa?Dalam banyak ayat Al Qur'an, Allah menerangkan mereka yang termasuk golongan orang yang bertakwa, diantaranya adalah mereka yang berbuat baik/ihsan. Orang-orangnya disebut Muhsinin. Ini seperti difirmankan Allah dalam QS Yusuf ayat 90, "Sesungguhnya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik."Namun tentunya perbuatan baik yang dilakukan bukan semata-mata dilihat dari baik-buruknya substansi amalan yang dilakukan, atau dengan memperhatikan hasilnya saja.
Salah satu faktor penting yang menjadi penilaian sebuah perbuatan baik atau ihsan adalah proses dalam melakukan amal itu, sehingga perbuatan kebajikan itu menjadi sebuah amalan terbaik sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS Al Mulk ayat 2, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."Jika kita kaji lebih lanjut terkait dengan proses melakukan amal kebaikan ini, kita akan menemukan jawabannya dalam sebuah hadits riwayat Muslim yang sangat terkenal, yaitu ketika Rasulullah SAW ditanya oleh Malaikat Jibril tentang ihsan, Beliau SAW menjawabnya "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihatNya, dan jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu."Rasanya kita tidak perlu penjelasan panjang lebar untuk mengerti bagaimana seandainya kita bekerja dan beribadah dihadapan Dzat yang paling kita cintai, paling kita takuti, yang Maha Berkuasa atas diri kita, selain kita akan melaksanakan aktivitas itu dengan cara terbaik yang bisa kita lakukan. Dan rasanya terlalu sempit jika melakukan aktivitas sebaik-baiknya itu hanya dicukupkan pada melaksanakan ritual dan ibadah mahdhah saja, tapi seharusnya juga kita terapkan dalam setiap aktivitas kebaikan kita, karena dengan niatan yang bersih, segala aktivitas kita bisa bernilai ibadah disisi Allah SWT.
No comments:
Post a Comment